Wanita Sholeha Untukku (Part 3)
Written By MZD's on Jumat, 23 Juli 2010 | 07.51
"...(bunyi bell), hadrateek ya sidy Ibrahim... ahlan fi funduqina... imta' bi kulli masta'dadna haa lakum, ayyi haagah...faqat ittasil bina, fa nuwaffikum Insya Allah...(selamat datang di hotel kami Tuan Ibrahim, nikmati fasilitas hotel kami yang kami sediakan untuk anda, apapun kebutuhan anda silakan hubungi kami, maka akan kami sediakan untuk anda Insya Allah...) ", seorang petugas hotel mendatangi kamar Ibrahim dan Syira memberikan pelayanan.
"masyi ya kaptein, nihna iktafaina bikulli masta'dadtum lana dil wa'ti, mumkin ba'dein...(iya terima kasih saudara, untuk saat ini kami sudah cukup dengan yanng kalian sediakan untuk kami. Mungkin nanti kami akan butuh...)", Ibrahim menjawab.
Kemudia pelayan itu keluar setelah memberikan makan malam pada pengantin baru tersebut. Ada daging bakar dengan saus tiramisu kesukaan Ibrahim, sedangkan Syira memesan mie kare ayam, dtambah 2 cangkir coklat panas.
"Syira...kamu pasti lapar, kita makan dulu ya...dari siang kamu belum makan kan?"
"mas, aku mau membicaraakan sesuatu", Syira tidak tahan lagi ingin menunjukkan sms itu pada suaminya. Dia takut nanti suaminya akan membaca sendiri sms itu, sebelum itu semua terjadi , lebih baik dia yang menyampaikannya langsung, pikir Syira.
kemudian Syira menyodorkan Blackberry itu.
"mas, jangan marah...bacalah sms itu", Syira khawatir.
"Dahulu aku pernah berfikir
di saat aku bertemu pertama kali denganmu
cintaku padamu akan bersemi sampai akhir waktu
cinta ini tidak akan pernah layu
ku pastikan kaulah jodohku
karena ketulusan mencintaimu lahir dari lubuk hatiku terdalam
tapi sekarang semua hanya angan-angan
haram bagiku memikirkanmu
selamat tinggal Syira
terima kasih atas kebohonganmu selama ini"
"dari Saiful? siapa dia?", Ibrahim kaget bukan kepalang setelah Syira menunjukkan sms itu pada suaminya.
"di..di..dia..dia adalah seseorang yang pernah singgah dalam hidupku mas", Mata Syira berkaca-kaca, Dia tampak tidak nyaman di atas ranjang masih menggunakan setelan pengantinnya.
"aku benar-benar tidak menyangka Syira...", Ibrahim berjalan menjauhi Syira mendekat ke jendela Hotel mewah itu.
"mas, aku akan jelaskan semua padamu tentang aku dan hidupku. Karena sekarang kau adalah suamiku, kau berhak atas diriku. Setelah aku menjelaskan, kau berhak melakukan apapun padaku mas.., aku mohon....", Syira tak dapat menahan air matanya lagi, ia mendekati suaminya.
"baik..aku akan coba dengarkan...", mata Ibrahim tampak mengerunyut menahan amarah.
Langit malam itu begitu kelam, tak tampak satu bintang pun yang menyinari langit Mesir.
Seakan menambah kesedihan dua insan yang baru saja menikah ini.
Syira menarik suaminya ke balkon. Berharap angin malam dapat sedikit melapangkan hati suaminya. Mereka pun duduk di balkon yang dipenuhi bunga itu.
Hingga Syira memulai untuk bercerita pada suaminya, "semua ini, kisah aku yang tidak aku tambah, tidak aku kurangi sedikitpun mas.
Semua bermula di saat aku duduk di Madrasah Tsanawiyah dulu. Namanya Saiful, dia teman ku di Mts, tiga tahun lamanya kami saling kenal. Jujur mas, aku dulu pernah menaruh perhatian padanya. Dia siswa yang paling pintar di kelas, pesonanya bisa membuat semua gadis terpana. Namun aku dulu tidak paham akan agama, aku dulu sangat jahiliah. Dulu aku pernah berpacaran dengan beberapa teman lelaki di Mts. Aku tidak tahu itu benar atau salah, sementara lingkungan dimana aku tinggal memaksaku untuk ikut-ikutan dengan pergaulan muda mudi. Aku pernah berpacaran dengan beberapa orang teman, namun dia...Saiful, sama sekali aku tidak pernah melihat dia berpacaran dengan seorang wanita pun. Hingga Madrasah Aliyah pun ternyata kami masih satu sekolah. Aku tidak menyangka juga. Dan hingga akhirnya, aku kuliah di tempat yang berbeda dengan dia. Aku di sini. Sedangkan dia di Indonesia. Di saat itulah dia berani melamar aku., dia mengaku telah lama menyukai aku. Namun dia tidak punya keberanian. Dia berjanji untuk menikahiku setelah kita menyelesaikan kuliah. Aku menerimanya...", mata Syira penuh dengan linangan air mata menjelaskan episode kehidupannya yang terasa menyakitkan itu.
"kemudian..?", Ibrahim tampaknya tidak sabar lagi, dia sudah kehilangan akal, mendengar pengakuan istri yang baru dinikahinya yang ternyata tidak sesuai dengan harapannya selama ini.
"kemudian aku menanyakan hal ini pada Ummi, aku menceritakan pada Ummi bahwa Saiful telah melamarku, dan aku tidak tahu ternyata jawaban Ummi lebih menyakitkan hatiku lagi. Ummi melarang hubungan kami, aku hancur. Hatiku benar-benar sakit. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Walau aku tidak tahu apakah aku mencintai Saiful atau tidak. Aku hanya berharap, Saiful bisa menuntunku nanti, aku benar-benar sudah pasrah saat itu. Tapi takdir berkata lain, Cinta yang tidak direstui ini berakhir kandas, Tidak lama setelah itu...kau melamarku dan akhirnya kita menikah", Syira bercerita penuh isak tangis.
Ibrahim menolehkan wajahnya ke arah lain, Ibraahim bbenar-benar ingin menumpahkan amarahnya. Tangannya memegang erat pagar balkon itu. Matanya merah dan ia suasana mulai panas.
"mas...dengar aku..lihat mataku,..", Syira memegang wajah suaminya dan mengarahkannya pada wajahnya.
"mas Ibra...saat ini, satu satunya laki-laki yang ada di hatiku cuma kamu.", air mata Syira mengalir dari sudut matanya yang indah.
mendengar pengakuan itu hati Ibrahim luluh, kemarahannya mulai mereda,
"benarkah apa yang kau katakan itu ?
Syira ...aku tidak tahu tentang dirimu, aku tidak tahu tentang siapa kamu, bahkan kita baru sebulan saling kenal, dan langsung menikah. Orang tuaku dan Ummi mu yang menjodohkan kita,
aku hanya berharap Tuhan memberikan aku jodoh yang benar-benar jodohku. Sejak pertama aku melihat mu, aku mencintaimu Syira, sungguh...jangan kau sakiti hatiku dengan cerita itu lagi, cukuplah itu semua menjadi sejarah kelam masa lalumu istriku, aku menerimamu dengan ikhlas, saat ini aku hanya bisa berpasrah pada Tuhan. Semoga rumah tangga kita bisa bertahan sampai ajal menjemput nanti."
"Syira...hapuslah air matamu, aku menerimamu apa adanya, walaupun ada sedikit kekecewaan, tapi aku yakin akan ada hikmahnya, kaulah yang kupilih dengan Nama Allah, dan denganmu lah aku akan hidup hingga aku meregang nyawa, Syira kau adalah wanita yang jujur,, aku baru sadar bahwa aku mencintaimu ...sayang"
Malam itu menjadi malam yang menyedihkan sekaligus menggembirakan pasangan pengantin baru ini. Dan akhirnya cinta mereka disatukan oleh Yang Maha Mencinta.
Tepat pukul tiga malam, Syira membangunkan suaminya yang tertidur lelap.
"sayang...bangun, kita sholat tahajud..!", seru Syira sambil mengusap kening suaminya.
"jam berapa? aku ketiduran...seharusnya aku yang membangunkanmu Sayang..."
Syira tersenyum pada suaminya, sambil mengembangkan sajadah panjang di kamar itu, Ibrahim mengambil air wudhu.
Bersambung*
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Label:
Cerbung 3
Site Owner
- MZD's
- Hussein, Cairo, Egypt
- interest n honest, like humour n little humouris innocent...dan quitest..righteous,...to the point...no courtesy ...,,,bored...sometime like alone and i like tobe alone,( i dont know why),,,melankolic,,n romantic....occasionally emotional.. humble, easy going, ...(nice tobe invited by someone to go to somewhere) , also a traveller who's dream to colonize the world...at least the conqueror countries...i have to go there...yeah...God willing .,,fed up when the troubles come,...education absolutely no.1 and followed by love..hahaha kidding...i have never dated...n anti-dating....my motto is "my first girlfriend is my lovely wife...someday" hehehe....God willing.... someone said that i am bad-tempered, when my angry comes, my eyes become out ...hahaha...( joke) ....next...i hate foods wich are contain chemical substances, i am sistematically person ......but dont know how to practice ...hahaha... wanna be succesman in this world ...and the day after... God willing... ups.....i am faithfull man...oncetime i fall in love, for me its gonna be difficult to forget it ...
Renungan
Allah adalah satu-satunya yang paling berhak untuk kau jadikan tempat berharap.
Manusia yang hebat tidak akan mengeluh sebelum ia sampai pada tujuan.
Cinta adalah ketika seorang Ibu merawat anak-anaknya sendirian tanpa keluhan.
Wanita sholeha tidak akan menjajakan hatinya pada setiap lelaki dengan gratis.
0 komentar:
Posting Komentar