Pembagian Bahasa dan Proses Pembentukan Lahjah
Semenjak Adam as dan bahasa-bahasa yang digunakan oleh keturunannya terbagi menjadi berbagai macam lahjah, dan setelah terpencar-pencarnya anak Nabi Nuh as di bumi setelah kejadian banjir besar, maka terbagilah kumpulan bahasa anak manusia menjadi tiga majmu'at ; Sam, Ham, dan Yafist. Masing-masing memiliki cabang-cabang klasik maupun modern.
Para Ulama Bahasa mengemukakan beberapa factor yang mendorong terbaginya bahasa menjadi lahjah diantaranya ; Perbedaan lingkungan geografis. Apabila lingkungan berpengaruh kepada penduduknya secara jasmani, perilaku dan psikologi, maka situasi geografis juga berpengaruh pada indera pengucapan dan cara berbicara. Faktor lain yang mendorong perbedaan ini adalah keberagaman kondisi social. Tidak bisa disangkal bahwa setiap kaum mempunyai undang-undang dan adat tersendiri. Dan di satu kaum kita bisa temui beberapa tingkatan masyarakat, mulai dari eristokrat dan pejabat, pekerja pabrik, pertanian, dan perdagangan yang menyebabkan perbedaan dalam penggunaan bahasa dan melahirkan lahjah-lahjah . Maka perbedaan tempat dan kondisi social mempunyai pengaruh besar . Selain itu, Insting komunikasi manusia juga ikut andil dalam perbedaan lahjah. Manusia adalah makhluk social yang membutuhkan pertolongan orang lain, maka mereka saling bertukar manfaat dan terkadang berpindah dari negeri yang ia huni ke negeri lainnya karena sebab agama maupun menjajah. Dan yang jelas, untuk menggapai semua itu mereka harus menguasai bahasa penduduk asli untuk saling berkomunikasi.
Penyatuan Bahasa Arab
Manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berhubungan dengan sesamanya, maka lahjah dan bahasa dalam sebuah masyarakat ataupun kaum, bertemu dan saling memanfaatkan satu sama lainnya. Oleh karenanya ada beberapa hal yang menyebabkan penyatuan bahasa, diantaranya ; Faktor Politik. Tunduknya beberapa daerah pada satu peraturan perpolitikan mengundang mereka untuk mendekatkan bahasa satu sama lainnya dan kemudian terbentuknya sebuah bahasa umum (Lughoh Ammah). Seperti bahasa Latin yang menjadi bahasa persatuan di Italia. Kedua ; Faktor social dan ekonomi. Manusia terdiri dari berbagai kumpulan masyarakat dan kaum yang berbeda, mereka saling mengambil manfaat dari manusia lain dalam berbagai macam kesempatan, terkadang terjadi perselisihan . Hal ini mengharuskan mereka untuk mempelajari bahasa lain dan mengadakan pendekatan lahjah bahasa nya terhadap bahasa yang dimaksud. Sebagai contohnya adalah penyatuan Bahasa Arab
dalam Lughoh Ammah sebelum Islam datang sekitar 150-200 tahun.
Factor lain yang menyebabkan penyatuan bahasa ini adalah factor sastra. Sastra adalah perantara penting diantara perantara penyatuan bahasa. Maka para sastrawan dari para penyair misalnya menuliskan karya mereka dengan bahasa yang dipahami oleh seluruh masyarakat yang mempunyai tingkatan social. Maka bahasa yang digunakan harus bersih dari lahjah daerah, sehingga semua orang dapat memahaminya. Sebagai contoh adalah lahjah Quraisy yang bersih dan telah disaring dari berbagai macam lahjah Arab yang lain. Faktor selanjutnya adalah ; Perantara Ilmu Pengetahuan. Televisi dan radio serta perfilman mempunyai peranan tersendiri dalam menyatukan bahasa. Sebagai contoh digunakannya bahasa fushah (resmi) dan beberapa uslub ammiyah (bentuk kalimat umum) yang dipahami oleh
seluruh masyarakat.
Selain itu, kota-kota besar juga mempunyai pengaruh terhadap penyatuan bahasa. Karena mata orang dari seluruh pelosok daerah akan melihat dan tertuju pada kota besar yang dipandang lebih menarik. Dan tatkala memasuki kota tersebut, mereka sebisa mungkin menjauhi lahjah daerah agar orang dapat memahami perkataannya, dan ia cenderung menggunakan bahasa ammiyah (local). Sebagai contoh Mesir adalah Negara yang terdiri dari berbagai bahasa daerah, dan mereka menyatukannya dalam sebuah lahjah yang disebut lughoh ammiyah.
Faktor terakhir adalah factor agama, ilmu, kebudayaan, dan layanan angkatan bersenjata. Maka di setiap sekolah, universitas, istana kebudayaan, dan perpustakaan, serta tempat pertemuan angkatan bersenjata misalnya dibutuhkan satu lahjah ataupun bahasa yang menyatukan keberagaman mereka. Yang juga mengharuskan mereka untuk menghindari penggunaan lahjah daerah yang tidak dipahami. Hal ini bisa dilihat dalam Bahasa Arab Fushah.
Written by : Muhammad Zakaria Darlin
Disarikan dari diktat mata kuliah "Lahajaat Wal Qiraat"
Fakultas Bahasa Arab
Jurusan Sastra Arab (umum)
Universitas Al-Azhar
0 komentar:
Posting Komentar