Kapan aku akan menemui mu lagi wahai Ramadhan

Written By MZD's on Sabtu, 28 Agustus 2010 | 08.14




Alamat kesedihan menyeruak di wajah-wajah penuh cahaya keimanan. Senja penuh kebahagiaan ketika berlepas dahaga dengan memanjatkan do’a pada Yang Kuasa akan segera selesai dalam hitungan jari. Detik yang kita lalui dalam bulan yang berkah ini, dimana setiap amalan sholeh dilipatgandakan melebihi hari-hari biasanya, akan segera berangkat meninggalkan umat yang rindu akan surga-Nya. Namun apa yang telah kita persiapkan menuju puncak dari bulan Ramadhan ini? Tahukah kita apa saja yang disunnahkan oleh Rasulullah dalam hari-hari terakhir bulan Ramadhan? Bagaimanakah Rasulullah saw mempersiapkan diri dalam menimbun pahala dalam sepuluh hari terakhir atau yang sering disebut dengan ‘asyrul awakhir?

Berangkat dari hadist nabi saw : Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan perhitungan, maka diampuni segala dosanya yang telah berlalu. (muttafaq ‘alaih).  
Setiap individu muslim dapat memahami bahwa Ramadhan adalah sebuah kesempatan untuk menyucikan diri dari segala dosa, Ramadhan adalah sebuah sebuah persinggahan dalam perjalanan yang panjang, dimana anda dapat membersihkan seluruh jiwa dan raga anda dalam mengarungi kehidupan ini. Dengan puasa, dosa terangkat. Dengan puasa, raga pun menjadi sehat. Hingga semua orang yang mengharapkan ampunan, kasih sayang dan surga Allah akan mati-matian mengejar ketertinggalannya dalam ibadah dengan mengisi ‘asyrul awakhir dengan penuh kekhusyu’an . Cinta Tuhannya melebihi cintanya pada yang lain, hingga dunia ia tinggalkan.

 Malam lailatul Qadar adalah salah satu target para pemburu surga Allah dalam bulan Ramadhan ini. Malam yang melebihi seribu bulan itu merupakan kunci surga. Bagaimana tidak? Jika saja setiap tahunnya dalam hidup, anda dapat mencapai malam Lailatul Qadar dengan penuh ibadah kepada Yang Kuasa, bayangkan berapa banyak pahala yang telah anda peroleh.

 Dalam sebuah hadist dari Mu’awiyah b. Abi Sofyan r.a, Rasulullah saw bersabda : malam Lailatul Qadar adalah malam yang ke-27 (H.R Abu Dawud).

 Dalam Fathul Bari terdapat 46 pendapat mengenai letak malam Lailatul Qadar. Dan yang paling rajih adalah malam ini diletakkan pada sepuluh hari ganjil terakhir bulan Ramadhan, dan dia selalu berpindah setiap tahunnya.

 Begitu besarnya kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya dari umat Nabi Muhammad saw yang kecil dan lemah dalam beribadah, maka diberikan sebuah keistimewaan berupa bonus dalam beribadah yang hanya terdapat di satu malam dalam satu tahun. Hingga setiap umat Muhammad saw dapat mencapai keutamaan ibadah seperti halnya umat-umat nabi yang terdahulu.

Diantara hal-hal yang ringan yang diajarkan Rasulullah saw dalam menimbun kotak pahala adalah dengan berdzikir. Dari Aisyah r.a berkata : ya Rasulullah apakah yang harus aku baca jika aku mengetahui malam Lailatul Qadar? Rasulullah berkata : Ucapkanlah : Allahumma innaka ‘afuwun tuhibbul afwa fa’fu ‘anna.(H.R Imam Khamsah kecuali Abu dawud dan di shahih-kan Turmudzi dan Hakim)


Jangan ada lagi waktu yang terbuang sia-sia dalam menjemput hari ‘asyrul awakhir yang di dalamnya terdapat malam Lailatu Qadar ini. Dermakan semua tenaga yang kita punya di jalan Allah dengan pengharapan akan kebahagiaan yang akan Allah berikan di akhirat kelak.
Dan diantara syarat-syarat beri’tikaf seperti yang disebutkan Rasulullah dalam hadist dari Aisyah r.a : sunnah bagi seorang yang beri’tikaf tidak kembali dalam keadaan sakit, dan tidak melihat jenazah, tidak menyentuh wanita, apalagi menggaulinya, dan tidak keluar kecuali benar-benar darurat, dan bukanlah I’tikaf kecuali dalam keadaan berpuasa, dan bukanlah i’tikaf kecuali di masjid jami’. (H.R abu Dawud)

 Sudah saatnya kita bangun dan bersegera dalam mengejar keutamaan ibadah yang dihibahkan secara cuma-cuma ini. Menghentikan semua aktivitas keduniawian yang hanya bersifat sementara demi mendapatkan keridhoan sang ilahi sebelum nyawa berpisah dari jasad.

Dari Aisyah r.a berkata : jika telah masuk ‘asyrul awakhir maka Rasulullah saw segera mengencangkan tali sarungnya, dan menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan keluarganya. (muttafaq ‘alaih).

Sebegitu besarnya ihtimam Nabi Muhammad saw terhadap keutamaan ‘asyrul awakhir bulan ramadhan. Cinta beliau kepada Tuhannya melebihi cintanya dari apapun. Hingga tidak ada sedikitpun keinginan di hati untuk melalaikan diri dari Dzat Yang Maha Meihat, terlebih lagi di bulan yang penuh dengan rahmat dan maghfirah –Nya ini.

Dari Aisyah r.a berkata bahwasanya Rasulullah saw selalu beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramdhan hingga Allah mewafatkannya (muttafaq ‘alaih).

Pernahkan kita berfikir sejenak, mengapa dan bagaimana Rasulullah saw begitu mati-matian dalam beribadah dan mengabdikan diri pada ilahi. Sedangkan beliau telah suci dari dosa dan mendapat sertifikat hak untuk masuk surga.

 Dalam sebuah hadistpun disebutkan bahwa Rasulullah menjawab : apakah aku tidak bersyukur terhadap nikmat yang Allah berikan? Tidak kah kita sadar betapa besar nikmat yang Allah berikan selama kita hidup? Sedangkan Rasulullah yang telah dijamin masuk surga saja selalu menyempatkan untuk mendirikan malam ‘asyrul awakhir . Bagiamana dengan kita yang penuh dengan dosa dan kesalahan? Sungguh sangat tidak pantas bagi kita untuk menyia-nyiakan hari dimana Allah melipat gandakan pahala setiap kata baik yang terucap, dan setiap perbuatan yang terpuji.


Cukuplah semua kesalahan yang lalu menjadi pelajaran bagi kita agar tidak mengulanginya dimasa yang akan datang. Dosa yang telah berlalu jika dihitung, terlalu banyak untuk dimaafkan dan terlalu sulit untuk diampuni. Hanya kasih sayang Allah lah yang mampu menghapuskan semua dosa tersebut. Dalam semua usaha yang kita lakukan itu, ada satu yang diharapkan, semoga kita kembali menghadap pada-Nya dalam keadaan membawa bejana emas yang bertumpuk pahala yang menggunung di akhirat kelak. Amin ya Rabbal ‘alamin.


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Site Owner

Foto Saya
Hussein, Cairo, Egypt
interest n honest, like humour n little humouris innocent...dan quitest..righteous,...to the point...no courtesy ...,,,bored...sometime like alone and i like tobe alone,( i dont know why),,,melankolic,,n romantic....occasionally emotional.. humble, easy going, ...(nice tobe invited by someone to go to somewhere) , also a traveller who's dream to colonize the world...at least the conqueror countries...i have to go there...yeah...God willing .,,fed up when the troubles come,...education absolutely no.1 and followed by love..hahaha kidding...i have never dated...n anti-dating....my motto is "my first girlfriend is my lovely wife...someday" hehehe....God willing.... someone said that i am bad-tempered, when my angry comes, my eyes become out ...hahaha...( joke) ....next...i hate foods wich are contain chemical substances, i am sistematically person ......but dont know how to practice ...hahaha... wanna be succesman in this world ...and the day after... God willing... ups.....i am faithfull man...oncetime i fall in love, for me its gonna be difficult to forget it ...

Renungan

Allah adalah satu-satunya yang paling berhak untuk kau jadikan tempat berharap.

Manusia yang hebat tidak akan mengeluh sebelum ia sampai pada tujuan.


Cinta adalah ketika seorang Ibu merawat anak-anaknya sendirian tanpa keluhan.


Wanita sholeha tidak akan menjajakan hatinya pada setiap lelaki dengan gratis.



Followers

Popular Posts



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Youth of a Moslem - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger