Home » » Wanita Sholeha Untukku (Part 2)

Wanita Sholeha Untukku (Part 2)

Written By MZD's on Jumat, 23 Juli 2010 | 07.47

Sms itu membuat wajah Syira tak berkutik. Sesaat dia tertegun. 

"Syira kamu kenapa?" tanya suaminya. 

"Aku gak kenapa-kenapa mas, nanti aja kita bicarakan ", Syira berusaha tersenyum menenangkan hati suaminya. 

Terik matahari mulai menyengat, merangkak menaiki tengah hari di awal musim panas ini. Rombongan pengantin baru itupun bergerak meninggalkan masjid yang sederhana itu. Keluarga dan para tamu undangan menuju mobil masing-masing, bergerak dari Masjid Assalam menuju Ramsis Hilton Hotel, Kairo. Resepsi pernikahan akan digelar di ball room di hotel yang mewah itu. Rencananya akan dihadiri oleh seribu tamu undangan. 
Beberapa jam kemudian, mereka sampai di hotel. Para pelayan hotel menyambut pengantin baru tersebut. Iringan para tamu segera memasuki balll room Hilton Hotel, mereka langsung dipersilahkan duduk. Mereka disuguhi hidangan mewah ala Arab dan Indonesia khas. Sambil menunggu kedatangan pengantin yang sedang berganti kostum. Lantunan lagu nasyid yang diiringi gitar dan piano menambah keindahan dan kemewahan walimahan itu. 

"akh...kok pake nasyid segala ya? pake musik -musik laagi? kan haram?", bisik seorang ikhwan pada temannya yang sedang duduk sambil menggigit sepotong daging yang dibubuhi saus. 

"loh emangnya kenapa? ana mau tanya...sudah berapa buku yang antum baca hingga antumm bisa berkata seperti itu? Sudahkah antum menamatkan membaca seluruh ijtihad para ulama salaf dalam menetapkan hukum alat-alat musik itu?" 

"ya...ana sih taunya itu haram karena ada tafsiran ayat dan hadistnya," 

"sekarang antum cek di kitab Al-Muhalla harangan Ibnu Hazm, buka bab tentang alat musik, dan antum akan temukan bahwa seluruh hadist yang menunjukkan tentang keharaman musik itu dho'if sanadnya, semua keterangan ada di situ silakan antum baca." 
jawab Ikram yng merupakan sahabat dekat Ibrahim dari semenjak mereka di Aliyah itu. 

"oh...ana baru tau..." 

"sekarang tersserah masing-masing individu saja, yang penting antum tau mana yang benar yang antum yakini, karena berdasarkan ilmu yang antum punya, bukan karena taklid buta", jawab Ikram menambahkan. 

Suasana Ball room hotel itu tampak ramai oleh undangan yang semakin memadati ruangan. 

Tak lama kemudian pengantin baru itupun keluar, menuruni tangga menuju ball room Hotel yang teramat mewah itu. Syira nan cantik mempesona menggunakan gaun panjang warna putih dipenuhi perhiasaan layaknya seorang putri raja. Digandeng oleh Ibrahim nan gagah rupawan memakai setelan jas putih layaknya seorang pangeran. Mereka menuruni anak tangga satu persatu, sungguh pemandangan yang membuat mata yang melihatnya seperti berada dalam mimpi. 
Sempurna, tidak ada kata yang dapat melukiskannya lagi. 
Pengantin itupun duduk di pelaminan di hadapan para hadirin yang telah hadir. 
Tak jarang mereka turun pelaminan bercengkerama dengan para hadirin yang datang, 

"Uni...abis ini tiba saatnya aku yang nikah...hehehe", ulah Syaima menggodai kakaknya. 

"hussh...kamu tuh masih kecil ma...dasar Syaima..", Syira tersenyum menahan terrtawa melihat tingkah adiknya. 
"Kalo uni nikah ama orang jawa, aku nikah ama orang Padang aja. Biar sekufu'...hihihi" 

"aduh sayang...kamu tuh salah tafsir sayang, kamu tau gak apa itu sekufu'? 
sekufu' bukan berarti satu daerah, bukan juga berarti satu kerjaan, atau satu derjat ataupun status sosial. Sekufu' artinya sama dalam tujuan, sama-sama punya satu tujuan, yaitu nikah karena ingin beribadah, ingin menyempurnakan agama, ingin berjuang bersama dalam ikatan tali pernikahan. Syaima paham?" 

"Terserah aku lah...", Syaima tertawa kecil. 


Mereka adalah dua saudara yang kerap berbeda, Syira sering mengalah pada adikknya yang bungsu itu. Syira orangnya wibawa dan anggun. Sedaangkan Syaima lebih periang dan tidak kalah cantik dari kakaknya. 
Namun mereka tetap saling mencintai satu sama lain. 

"SSSSSsssrrrrr...", TIba-tiba Syaima merasa ada yang basah di belakang badannya. 

"ah...Ma'alesy awi ya sitty...ana asif giddan... musy ashidiy...ana..(Oh...maaf banget, saya mminta maaf saya gak sengaja, saya...", belum sempat pemuda Mesir itu meneruskan permintaan maafnya, 

"Fi eh ya Am? enta andak aaenain wala laisa? syuf dah...ana haleek asyan muyahh bitisyrub dah, izzay baah? biitiftikir wala eh? (hei ...kamu kenapa bung? punya mata gak sih? lihat nih...saya jadi berantakan karena air minumm kamu itu, gimana siih? mikir gak sih? ), jawab Syaima dengan emosi, 

"ya'ni ana...ana..", pemuda itu tampak canggung 

"ya'ni e? (apa?)", Syaima masih emosi, 

"ya sittiiy ana asif....aul lak ana asif geddan...musy ashidiiy wallahil 'adzhim, 
thoyyib ana ghallath,, lau momkeen ana ha af'al ayya hagah lek enti, ana asif, an fil isra' dil wa'ti asyan fi haad bi yintidzhirniy 
(wahai gadis, aku minta maaf, benar-benar gak sengajaa ...wallahi demi Allah, aku akan lakukan apapun agar unntuk menebusnya, saya minta maaf, saya terburu-buru, saya ada janji saat ini juga)" 

Tak lama pemuda itu mengeluarkan sebuah kartu nama, iya memberikannya pada Syaima. 
Pertemuan mereka ini yang pertama kalinya, dan ternyata bukanlah yang terakhir. 

"nah itulah Syaima adikku..." Syira tersenyuum sambil menggelengkan kepala melihat apa yang baru saja terjadi pada adiknya. 

"Syaima bukaan Syira dan Syira bukan Syaima...hehehe", Syaima sembringah. 

Suasana walimatul 'urs semakin ramai oleh tamu undangan, 
tak terkecuali Bapak Sangidu dan staf Kedubes RI Kairo lainnya datang menghadiri acara ini. 


Di sudut sana Ibrahim tampak sedang asyik bercerita dengan teman-temannya, 
Seorang ikhwan yang sedang asik menyantap mie ayam ala Boyolali bertanya pada Ibrahim. 

"Ibra saya mau tanya", 

"apa ?", 

" tapi jangan terrsinggung ya, hehe...kok walimahan antum tidak dipisah antara laki dan perempuan?" 

Ibrahim tersenyum mendengarnya, kemudian menjawab,"aku sudah menyiapkan jawaban atas pertanyaaan itu. Aku yakin antum semua tahu bahwa ulama salafussaleh berbeda-beda dalam memahami sebuah urusan yang bersangkutan agama dan kaitannya dengan syari'at. Banyak hal yang membuat akuu memilih walimah maftuhah seperti ini, diantaranya adalah esensi dari walimah itu sendiri. Yaitu memperkenalkan kepada khalayak ramai bahwa pasangan ini sudah menjadi suami istri. Jika aku mengadakan walimah tertutup dan tidak menampakkan wajah masing-masing pengantin, maka perlu dipertanyakann esensi dari walimahann yang seperti itu apa? nanti istri aku antum lamar lagi? heheeh...", candanya. 

"hmmm..iya ..iya ..bener," 

"Dan lagi, semuanya tergantung pribadi kita, orang yang kuat iman tidak akan roboh hanya karena seekor syaitan" 

"oke, oke bisa ditangkap akh", tandas ikhwan itu sambil tersenyum puas atas jawaban Ibrahim itu. 

Momen besar ini tentunya ingin dijadikan sebuah kenangan sekali seumur hidup bagi sepasang insan yang tengah dimabuk asmara ini. Jepretan demi jepretan kameraman khusus pun menambah mewahnya acara waliman Ibrahim dan Syira. Para kerabat dan sahabat berfoto bersama pengantin. 

Tampak pula seorang paruh baya berjubah khas mesir tengah memeluk erat Ibrahim, 
"In nikah il mubaarak yabni hubaib, Baarakallahu lakuma wa baaraka alaikuma wa jamaa bainakuma fii khair...(pernikahan yang diberkahi Allah, Allah memberkahi kalian berdua dan atas kalian keberkahan yang tak henti-hentinya, dan Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan, amiin) " 

"amiin ya rabb, mutasyakkir awy alal hudur ya syaikh...(amin...terima kasih atas kedatangannya syaikh..)", Ibrahim mengaminkan doa 
Syaikh hussein yang mendoakannya, beliau adalah guru talaqqi Al-Qur'an Ibrahim di Masjid Al-Azhar. 

Tepat di saat azan semua kegiatan dihentikan, para hadirin disediakan tempat sholat di balai sebelah hotel. Sungguh sebuah pernikahan yang diberkahi Allah. 
Tepat pukul sembilan malam, acara selesai. 
Syira tengah memeluk ibunya di depan Hotel melepas kepergian Ummi yang ia cintai dan ia miliki satu-satunya. 
Perpisahan yang mengharukan, Rombongan keluarga pulang ke rumah masing-masing. Sementara Ibrahim dan Syira tetap di hotel. 
Lelah seharian dalam acara pernikahan mereka beranjak menuju kamar yang telah dibooking khusus. 
Syira mulai tak karuan, kegelisahannya kembali bergejolak. 
Ia teringat akan sms yang belum ia ceritakan pada suaminya. 

"Ya Allah...sms itu... apa yang harus aku lakukan?", Syira menggumam dalam hati di dalam kamar yang dipenuhi hiasan itu. 

Bersambung* 


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Site Owner

Foto Saya
Hussein, Cairo, Egypt
interest n honest, like humour n little humouris innocent...dan quitest..righteous,...to the point...no courtesy ...,,,bored...sometime like alone and i like tobe alone,( i dont know why),,,melankolic,,n romantic....occasionally emotional.. humble, easy going, ...(nice tobe invited by someone to go to somewhere) , also a traveller who's dream to colonize the world...at least the conqueror countries...i have to go there...yeah...God willing .,,fed up when the troubles come,...education absolutely no.1 and followed by love..hahaha kidding...i have never dated...n anti-dating....my motto is "my first girlfriend is my lovely wife...someday" hehehe....God willing.... someone said that i am bad-tempered, when my angry comes, my eyes become out ...hahaha...( joke) ....next...i hate foods wich are contain chemical substances, i am sistematically person ......but dont know how to practice ...hahaha... wanna be succesman in this world ...and the day after... God willing... ups.....i am faithfull man...oncetime i fall in love, for me its gonna be difficult to forget it ...

Renungan

Allah adalah satu-satunya yang paling berhak untuk kau jadikan tempat berharap.

Manusia yang hebat tidak akan mengeluh sebelum ia sampai pada tujuan.


Cinta adalah ketika seorang Ibu merawat anak-anaknya sendirian tanpa keluhan.


Wanita sholeha tidak akan menjajakan hatinya pada setiap lelaki dengan gratis.



Followers

Popular Posts



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Youth of a Moslem - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger