Home » , » Muslim Sunni Iran, “Cahaya Dalam Kabut”

Muslim Sunni Iran, “Cahaya Dalam Kabut”

Written By MZD's on Selasa, 18 September 2012 | 08.08



Iran berevolusi menjadi Negara Syiah pada tahun 1979 dalam pimpinan seorang Imam Syiah, Ayatullah Khomeini. Sebagian besar rakyatnya menganut agama Syiah yang terbagi menjadi banyak aliran. Syiah di Iran sangat tertutup dalam pemberitaan ke luar, terutama mengenai  keadaan Sunni di Iran. Penduduk bermazhab Sunni mencapai 10 persen dari total rakyat Iran sebanyak 70 juta orang.
Apakah mereka dalam keadaan baik-baik saja? Atau diskriminasi dan perihal ketidakadilan yang tengah mereka alami?

Muslim Sunni dalam pemerintahan Syiah
Penduduk Sunni Iran didominasi mazhab Syafii dan Hanafi. Mereka terpusat di Propinsi Baluchistan (berbatasan dengan Afghanistan yang mayoritasnya adalah Sunni). Mereka tinggal dalam kemiskinan, tidak ada pihak yang berani melakukan investasi. Salah satunya disebabkan karena ketidaknyamanan yang dilakukan oleh Abdurrahman Rigli, pemimpin kelompok teroris Jundullah yang tewas beberapa waktu lalu. Namun pihak pemerintah Iran mengklaim telah melakukan usaha perbaikan wilayah dalam kunjungan kerja beberapa pejabatnya ketika itu, termasuk Presiden sendiri.

Kaum Sunni Iran hidup di pinggiran dan perbatasan. Sementara kaum Syiah, Kristen dan Yahudi menghuni kawasan kota-kota besar di Iran. Beberapa orang calon Presiden seperti Karroubi –sebelum pemilu- berjanji akan merevisi semua konstitusi Iran yang telah bertahun-tahun dilaksanakan, diantaranya melindungi kaum Sunni.  Menurut Karoubi, kaum Sunni di Iran tak lebih berharga daripada orang asing di Negara itu sendiri. Dan Mousavi- jika terpilih- juga berjanji akan membangun masjid pertama bagi kaum Sunni, yang saat sekarang ini mereka masih melakukan sholat Jumat di Kedutaan Besar asing.

Muslim Sunni Iran memilih menjadi golongan putih alias abstain dari pemilu setiap kali pemilu Iran dilaksanakan. Barulah pada tahun 1997, para pemilih Sunni tiba-tiba mucul ke permukaan mendukung Khatami, dan menjadi fenomena tersendiri ketika itu. Di zaman Khatami yang cukup liberal, kaum Sunni bisa membentuk radio dan surat kabar sendiri. Kaum sunni juga mulai bisa menyekolahkan anak-anaknya di Universitas Iran bermazhab Syiah tersebut. Bisa ditebak tujuannya apa.

Tahun 2005, dalam pemilu Iran, Mustafa Moein -yang bertarung dengan Hashemi Rafsanjani, Mehdi Karroubi dan Ahmadinejad- berjanji akan menempatkan seorang menteri dari kaum Sunni dalam pemerintahannya. Namun seperti yang telah terjadi, bahwa Ahmadi Nejad yang terpilih, seorang presiden Syiah yang digambarkan sangat sederhana. Mendapat sambutan luar biasa dari dunia internasional karena keberaniannya dalam menentang AS dan Israel, namun anehnya sampai saat ini, Iran- yang tak lebih besar daripada  Iraq yang sudah digempur habis-habisan oleh AS dan sekutu, masih baik-baik saja. Dalam artian, AS tidak pernah melakukan suatu tindakan yang nyata terhadap Iran.

Dalam dunia perpolitikan, Muslim Sunni  berpartisipasi dengan perwakilan 20 anggota parlemen Iran (Majlis Khubregan) berasal dari Sunni, sebuah lembaga yang memiliki kewenangan mengangkat  para Menteri Kabinet ada anggotanya yang berasal dari Sunni, anggota kabinet Iran juga ada yang berasal dari Sunni. Namun hal ini tidak ada artinya ketika ketetapan pemerintahan masih absolut di bawah pimpinan Imam Al-khamenei yang pro Syiah.

Sunni dan Yahudi, mana yang lebih dilindungi?

Channel TV National Geoghrapich dalam saluran Nat Geo Adventure, menayangkan sebuah acara “Don’t Tell My Mother that I’m In Iran” yang dibawakan oleh Diago Bunuel Sabtu, 7 Januari 2012. Dalam acara tersebut diperlihatkan betapa tolerannya Iran terhadap bangsa Yahudi yang tinggal di Iran, sampai-sampai Yahudi punya perwakilan suara di Parlemen Iran- yang merupakan Republik Islam tersebut-. Diego juga menguak fakta bahwa komunitas Yahudi yang ada di Iran terbesar di seluruh kawasan Arab (kecuali di negara Israel), yang ternyata tidak mendapatkan diskriminasi atau tekanan dari pemerintah maupun masyarakat. Dibuktikan dengan wawancara yang dilakukan Diego kepada seorang warga Yahudi Iran.   Diperlihatkan pula saat narasumber tersebut menyuguhi Diego dengan sebotol wisky. Dia berkata Yahudi boleh minum alkohol tapi Muslim tidak boleh. Dia (narasumber) juga berkata pada awal revolusi Islam memang hidup Yahudi terasa berat di Iran tetapi sekarang hidup berdampingan tidak masalah. Dengan banyaknya komunitas Yahudi maka di jantung pusat kota Teheran sendiri terdapat 25 bangunan Sinagog (tempat peribadatan Yahudi).

Bandingkan dengan Muslim Sunni yang dikabarkan harus menumpang ke Kedutaan Besar Negara lain, hanya untuk sekedar Shalat Jum’at berjama’ah!

Upaya Syiah menutup rapat keadaan Sunni di Iran

Majelis Ulama Indonesia pernah menggelar Temu Tokoh Islam dengan Grand Imam Sunni dari Iran yang menghadirkan sejumlah ulama dan tokoh Indonesia  seperti Prof. Ahmad Satori  Ismail, KH. Teuku Zulkarnaen, KH. Hamdan Rasyid, KH. Syaifuddin Amsir, dll. Dan dari kelompok Syiah seperti Umar Shihab (saudara DR. Quray Shihab).  Menurut Grand Imam Sunni Iran, Syekh Maulana Mauli Madani bahwa kondisi Sunni di Iran baik-baik saja.  “Kondisi Ahlus Sunnah baik-baik saja, tidak mengalami penindasan,” terangnya di hadapan para ulama. Ia menjelaskan bahwa memang ada perbedaan yang esensial diantara Sunni dan Syiah, tetapi masih dalam ranah kesatuan Tauhid.

Syekh Maulana adalah penasehat Ahmadi Nejad dalam urusan Sunni-Syiah di Iran.  Syekh Maulana terkooptasi oleh pemerintah dan belum independen, karena beliau datang atas rekomendasi dari pemerintah  Syiah Iran. Kemungkinan besar kedatangan Imam tersebut di MUI sebagai pendekatan agar  fatwa sesat terhadap Syiah batal dikeluarkan MUI pusat, sementara Duta Besar Iran Mahmoud Farazandeh  juga sangat mendukung program Syiah-nisasi.

Mengenai adanya caci maki terhadap sahabat Rasul Muhammad saw, ulama besar Sunni Iran itu mengakuinya, namun hanya dilakukan oleh segelintir pengikut Syiah ekstrim dan itu bukan dalam rangka kelembagaan Syiah Imamiyah di Iran. “Bapak Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini  dengan tegas telah menyerukan kepada seluruh umat Islam di dunia bahwa setiap orang apapun mazhabnya diharamkan mencaci-maki para sahabat Nabi Muhammad SAW,” ujarnya. (kutip : Eramuslim.com dan Arrahmah.com)
Dan hal ini sangat bertentangan dengan kenyataan di lapangan yang sangat menyinggung umat Sunni dunia. Bahkan Syaikh ‘Alamah Yusuf Al-Qardhawi sendiri pernah mengadakan pertemuan damai dengan Syiah karena celaan “la’natullah ‘alaihim” yang selalu mereka ucapkan setelah menyebut nama para sahabat Rasulullah saw. Namun usaha ini gagal, karena tidak adanya kesepahaman dalam kronologi sejarah sejak dari semula.

Yang paling penting dan menjadi persoalan bagi Ahlus Sunnah adalah Syiah belum menghentikan pelaknatan terhadap para sahabat -radhiyallahu ‘anhum- dan ummul mukminin Aisyah -radhiyallahu ‘anha-, ini menohok batin setiap Sunni. Dan sampai hari ini baik di buku-buku bahasa Arab di Iran termasuk di Indonesia masih berisi laknat dan cacian terhadap “Rijal Haula Rasul” tersebut (*). Wallahu a’lamu bisshawab.



*disarikan dari berbagai sumber.
Diterbitkan dalam Buletin MITRA KMM Mesir 2012.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Site Owner

Foto Saya
Hussein, Cairo, Egypt
interest n honest, like humour n little humouris innocent...dan quitest..righteous,...to the point...no courtesy ...,,,bored...sometime like alone and i like tobe alone,( i dont know why),,,melankolic,,n romantic....occasionally emotional.. humble, easy going, ...(nice tobe invited by someone to go to somewhere) , also a traveller who's dream to colonize the world...at least the conqueror countries...i have to go there...yeah...God willing .,,fed up when the troubles come,...education absolutely no.1 and followed by love..hahaha kidding...i have never dated...n anti-dating....my motto is "my first girlfriend is my lovely wife...someday" hehehe....God willing.... someone said that i am bad-tempered, when my angry comes, my eyes become out ...hahaha...( joke) ....next...i hate foods wich are contain chemical substances, i am sistematically person ......but dont know how to practice ...hahaha... wanna be succesman in this world ...and the day after... God willing... ups.....i am faithfull man...oncetime i fall in love, for me its gonna be difficult to forget it ...

Renungan

Allah adalah satu-satunya yang paling berhak untuk kau jadikan tempat berharap.

Manusia yang hebat tidak akan mengeluh sebelum ia sampai pada tujuan.


Cinta adalah ketika seorang Ibu merawat anak-anaknya sendirian tanpa keluhan.


Wanita sholeha tidak akan menjajakan hatinya pada setiap lelaki dengan gratis.



Followers

Popular Posts



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Youth of a Moslem - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger