Dingin, beku, batuk, gemetar, dan romantis menyatu dalam hembusan angin malam di negeri seribu menara. Nyanyian angin malam membuat mata tertegun karena kantuk. Sementara buku-buku masih berserakan. Sehari lagi imtihan bahasa Eropa akan segera dilangsungkan. Kerneh pun belum di tangan, tapi tidak masalah karena raqam julus sudah turun. Ujian dengan paspor pun akan tetap diijinkan.
Sementara ada waktu luang, tak ada salahnya menyeduh wedang jahe hangat di malam yang beku ini untuk mengendurkan urat tangan yang tak henti-hentinya kedinginan. Ditemani sepotong roti kibdah (roti isi hati) yang dibawa seorang sahabat. Menteganya meresap ke hati, rotinya tebal dan empuk, sausnya pun terasa pas di lidah. Mantap, sedap dan menghangatkan.
Dan ternyata berlama-lama di luar bisa membuat system imun menjadi menurun dan berbagai macam penyakit bisa dengan cepat menyerang, terutama bagian THT. Hati-hati dengan rongga sinus yang sering ditimpa penyakit, hingga tersumbat dan membuat tidak bisa bernapas dengan lega. Jika tidak ada urusan yang mendesak, lebih baik tetap di rumah. Walaupun begitu, masih saja banyak yang lebih memilih untuk keluar dari siang hingga malam demi menghafal di tempat yang tenang dan menenangkan seperti masjid Husein dan Al-azhar. Biasanya hari-hari ujian ini masjid dipenuhi pemuda yang senantiasa membawa kitab di tangannya. Masjid pun berubah menjadi rumah kedua bagi azharian yang ingin mendapatkan kekhusyu’an dalam menghafal, walaupun cuaca tidak mendukung.
Empat madah di semester ketiga tahun kedua ini cukup membuat pusing dan tertekan. Sebab banyak diantara diktat yang double jumlahnya, hingga membuat diri ragu harus memulai dari yang mana. Kalo tidak salah, barangkali semester tiga ini, muqorror nya terbanyak isinya yang harus dihafal bila dibandingkan dengan tahun kemarin. Satu maddah ada dua buku yang harus dilahap, kalaupun bukunya satu pasti semuanya masuk garis penting alias muqorror. Walaupun cuma empat maddah, rasanya tidak sabar ingin segera selesai. Karena secara psikologi juga, tekanan akibat ujian bisa membuat kepala menjadi panas dan stress yang berkepanjangan. Bagaimana tidak, ujian empat mata kuliah saja, butuh waktu dua minggu untuk menyelesaikannya.
Ujian pertama besok tanggal 10 dimulai dengan Bahasa Eropa. Tiga hari kemudian disusul Tarikh Adab Islam dan Umawiyah, kemudian Ma’ajim ‘Arabiyah, dan terakhir Fiqh Mu’amalat. Mulai dari talkhisan hingga hafalan semua akan dilakukan demi mendapatkan sebuah pemahaman, walupun secara gamblang dan belum mendetail betul.
Satu persatu buku dibedah dan digarisi dengan pokok bahasannya, dirangkum untuk kemudian dibahas dalam menjawab kissi-kissi soal dari soal-soal tahun yang lalu.
Sementara di luar sana, dentuman “musik tidak jelas” dari beragam penyanyi andalan Mesir, Mulai dari Amr Diab sampai Sherine, bergema hingga ke ujung langit. Sepertinya ada pesta pernikahan insan Mesir. Pestanya mereka seringkali menyakiti telinga tetangga sebelah, bahkan membuat satu kampung berjoget. Sebaiknya mendengar radio saja, bisa sekalian belajar bahasa ‘ammiyah (bahasa daerah Mesir). Kalo sudah fresh, baiknya kembali ke kitab, agar kehidupan buat tahun depan bisa kembali terjamin.
0 komentar:
Posting Komentar