Home » » Musibah ala Negeri Amburadul

Musibah ala Negeri Amburadul

Written By MZD's on Sabtu, 04 Desember 2010 | 20.47



Bicara tentang musibah itu artinya bicara tentang Tuhan. Sebagai negeri yang tersohor akan penduduknya yang dijuluki “supermarket nya muslim” , Indonesia seharusnya berjaya dengan Islam dan serba-serbi peradabannya yang sejalan dengan irama kehidupan. Namun kenyataannya berbanding terbalik dengan yang diharapkan. Kebanyakan mereka malu memperkenalkan diri sebagai penegak Islam, dan lebih memilih menjadi anak bawang peradaban kotor ala barat. Merekalah muslim ala Indonesia yang maunya bebas sendiri. Cerminan mereka bisa kita lihat pada wajah-wajah pemimpin nasional yang bertengger di kursi kekuasaan. Kiranya inilah yang menjadi undangan terbesar dan menginspirasi Tuhan, hingga senantiasa menurunkan bencana di setiap sudut daerah.

Pemahaman keblinger para penghebat negeri kita tentang takdir seringkali menyesatkan umat manusia yang belum bisa dikategorikan sebagai “Insan kamil” ini. Bahkan diantara mereka adalah manusia cerdas yang mempunyai intelektual tinggi, namun miskin akan iman dan kepercayaan akan kekuasaan Tuhan. Bicara tinggi dan melangit tentang kehidupan bahkan merasa berhak memberi pengadilan akan suatu musibah yang Tuhan berikan. “Ya, salah kalian sendiri yang tinggal di daerah yang penuh dengan musibah”, kiranya itulah inti dari komentar seorang pesohor wakil rakyat negeri lucu ini. Mereka adalah para penguasa di negeri yang kaya akan pemberian Tuhan tapi kerdil akan spiritualitas dan pemikiran mendidik.

Rentetan musibah yang merenggut ratusan nyawa di kepulauan Mentawai kali ini ternyata sudah dianggap biasa-biasa saja. Mungkin saja karena sudah merasa agak kebal dengan bencana alam yang sering terjadi, hingga tidak banyak pemimpin kita yang hirau dengan kejadian ini. Mereka paham akan identitas bangsa yang sembrautan, mereka mengerti dengan kondisi masyarakat yang cenderung emosional spiritual tak bermoral. Anggaplah kejadian ini sebagai kesalahan Tuhan, mungkin itu yang ada di benak mereka hingga banyak sekali perkataan yang menyayat iman kita sebagai pecinta Tuhan, ketika melihat mereka berkomentar tentang musibah misalnya. Ataupun ulah nafsu duniawiy yang dimanja sedemikian rupa hingga lupa akan tugas dan kewajiban sebagai pemimpin sejatinya. Berlarut-larut dengan perjalanan study banding ke Jerman sementara daerah yang menjadi tanggung jawabnya tidak digubris dengan asik. Pahamnya mungkin karena daerah ini memang pusat bencana nasional yang terhitung rawan menarik nyawa umat manusia, hingga dianggap sudah biasa.

Sementara itu, anak mudanya terlarut dengan roman picisan (cinta yang dangkal) pada sesamanya, orang tuanya sibuk mengumpulkan harta menyeburkan diri dalam korupsi, anak-anaknya pun terbawa sensasi birahi pemuda yang tidak sepantasnya pada seumuran mereka. Tuhan mungkin saja sudah dendam dengan anak keturunan negeri “tak tahu diuntung” ini. Merasa berhak membuat undang-undang kehidupan yang baru, mengatur diri mereka sesuai dengan aturan yang mereka buat sendiri, entah apa ukuran yang digunakan, sementara nafsu nya terus mengekang untuk kepuasan batin sesaat. Mengambil nikmat dari Nya sesuka hati, merampas hak Nya untuk disembah, bahkan mengharamkan yang seharusnya dijadikan halal, dan menghalalkan yang dipenuhi najis. Filter agama yang tipis dan cepat robek menyebabkan banyak celah dari peradaban barat yang merasuki setiap bilik rumah, kaya miskin tak ada beda. Zina dan pergaulan bebas sudah mendarah daging. Pusat-pusat keilmuan pun sudah dipenuhi ras-ras pezina cilik dari sekolah dasar hingga perkuliahan. Tak lupa pula para pejabat kantoran ikut-ikutan mengisi Koran-koran nasional dengan kehebohan bercinta dengan yang bukan muhrimnya.

Betapa kita lihat ustadz, para ulama, dan tokoh-tokoh agama yang cenderung pada Islam disudutkan karakternya, dihilangkan sisi positifnya, ditonjolkan kelemahannya, dicari aibnya, dan bahkan difitnah dengan tuduhan teroris, pezina, penguasa nafsu poligami, bahkan orang berjenggot pun ikut jadi sasaran amukan pemikiran masyarakat yang sudah semakin sesat ini. Hingga  generasi putra bangsa berkata ,“ ustadz saja begitu, apalagi jama’ahnya”. Betapa baju putih kini dengan mudah dinodai oleh debu legam yang memang bukan kesalahan dari sang baju.

Melihat “kemajuan yang bergerak ke belakang” ini, tentunya antek-antek penjajah berbulu domba merasa senang. Umpan mereka disambut oleh rakyat lugu dengan mulut terbuka lebar . Genderang “ghazwul fikri” rupanya sudah membuahkan hasil yang sangat memuaskan mereka. Paham-paham pemikiran sesat yang berusaha ditanamkan sejak dahulu sudah membumi pada generasinya. Demokrasi yang menyuarakan kebebasan yang kebablasan ini sudah menelurkan karya-karya konkrit yang dibuat oleh putra putri bangsa sendiri. Amukan pemikiran yang kental dengan ala baratnya sudah menghiasi otak pemudanya, dan bertengger menunggangi ambisi egoistis duniawi.

Hingga tanpa kita sadari, bumi pertiwi pun menangis. Raganya sudah terpisah dari jiwa yang sudah tak sepaham lagi dengan budaya bangsa. Anak asuh negeri ini yang sering menyeruakkan kebenaran dahulunya musnah ditelan zaman, digantikan generasi serba instan yang bermoral rendah. Kini Tinggalllah murka Tuhan yang  senantiasa membanjiri setiap perkampungan di setiap daerah di negeri yang kita cintai. Tuhan mampu saja membolak-balikkan tanah, mengangkat air laut ke tepian, hingga meruntuhkan seluruh peradaban yang susah payah dibangun ini. Tapi rasa sayang Nya melebihi murka Nya.
Allah yang Maha memberikan kesempatan untuk bertaubat terus menanti setiap jamaah yang mau mampir di pintu taubat Nya.  Barangkali inilah penyebab utama keangkuhan Tuhan akan kelemahan iman kita
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Site Owner

Foto Saya
Hussein, Cairo, Egypt
interest n honest, like humour n little humouris innocent...dan quitest..righteous,...to the point...no courtesy ...,,,bored...sometime like alone and i like tobe alone,( i dont know why),,,melankolic,,n romantic....occasionally emotional.. humble, easy going, ...(nice tobe invited by someone to go to somewhere) , also a traveller who's dream to colonize the world...at least the conqueror countries...i have to go there...yeah...God willing .,,fed up when the troubles come,...education absolutely no.1 and followed by love..hahaha kidding...i have never dated...n anti-dating....my motto is "my first girlfriend is my lovely wife...someday" hehehe....God willing.... someone said that i am bad-tempered, when my angry comes, my eyes become out ...hahaha...( joke) ....next...i hate foods wich are contain chemical substances, i am sistematically person ......but dont know how to practice ...hahaha... wanna be succesman in this world ...and the day after... God willing... ups.....i am faithfull man...oncetime i fall in love, for me its gonna be difficult to forget it ...

Renungan

Allah adalah satu-satunya yang paling berhak untuk kau jadikan tempat berharap.

Manusia yang hebat tidak akan mengeluh sebelum ia sampai pada tujuan.


Cinta adalah ketika seorang Ibu merawat anak-anaknya sendirian tanpa keluhan.


Wanita sholeha tidak akan menjajakan hatinya pada setiap lelaki dengan gratis.



Followers

Popular Posts



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Youth of a Moslem - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger