Ya Allah...
Aku hanya secuil di dunia ini,
jika tanpamu aku akan tidak ada artinya lagi
seumpama debu yang berterbangan di jalanan,
penuh dengan kotoran
tidak seorangpun yang acuhkan,
hanya Engkau yang hirau padaku
Apalah dayaku tanpa kasih sayang Mu,
apalah arti hidupku jika harus sendiri
menopang semua beban ini sendirian, tanpa ada yang bertanya
tanpa ada yang meraba dan menuntun
Ya Tuhan...
Seperti hilir mudiknya mereka yang sibuk dengan dirinya, aku tenggelam dalam diam
aku musnah dalam keributan umat manusia, aku pupus ditelan arus kesombongan mereka
aku adalah kumpulan kotoran yang tidak seharusnya ada di sini
aku adalah anak yang tersesat dalam keheninganku sendiri
aku buntu di tempat yang aku sangka aku bisa mendapatkan kesucian diri
ternyata tempat ini penuh dengan pamor diri
Ya Rabbi...
Siapalah yang kan datang menunjukiku atas semua kesalahanku
Dimanakah akan kucari seorang guru yang mampu menghapuskan keluh kesahku
Manakah diantara mereka yang selama ini tertawa bersama denganku
Berapa yang harus kubayar agar mereka mau menemaniku
Kenapa mereka menjauh dan semakin menjauh dan hilang satu-persatu dari pandangan mataku
Ya Ilahi...
Pandanglah hamba Mu yang telah berlari kepada Mu ini
Berdarah hilang nafasku mencari keberadaan Mu
Namun tetap saja aku terjepit di ruang sempit tak berujung sudahnya
kemanakah arah keluar yang sebenarnya
apakah aku memang tertakdir seperti ini
Ya Rahman...
Akan kemana kutitipkan rindu yang memuncak ini
Pada siapa akan kukadukan tentang cerita hidupku
dalam hening aku berharap setiap hari, agar engkau
mengabulkan satu saja permintaanku,
hidupkan lagi Ibu ku, yang mampu meredakan amarahku seperti dulu
yang mengambil tanganku ketika aku terjatuh
mengembalikan semngatku saat mereka merendahkanku
memberikanku nasehat hidup di saat aku kekeringan
merangkul di saat aku kedinginan
atau Ayahku yang berjalan dengan keluarganya yang baru
Datangkan lagi aku seorang Ayah yang mampu membimbing ku
yang mengajakku ke masjid ketika azan berkumandang
yang menghapuskan kesedihan saat ku tak mampu bertahan
menghembuskan nafas keberanian saat aku melemah
mendorongku saat aku patah semangat
yang menghiburku jelang ku kesepian
yang tersenyum di saat aku butuhkan
Tapi Engkau tetap tak mengabulkan doa yang kumunajatkan
di setiap helai nafasku semenjak duapuluh tahun lalu
atau persaudaraan kami yang mulai renggang karena kedatangan orang baru
saudara yang dulu mampu cairkan suasana
kini membeku laksana batu
pudar satu persatu
tak ada yang hiraukan apa yang terjadi denganku
atau teman yang telah lama aku nanti
layaknya seperti hati yang telah lama mati
seperti apa rasanya bersahabat aku tak tau lagi
mati sudah urat asaku
tak ada lagi harap
tak ada lagi senyuman
yang ada hanya rasa berat
menimpaku ketika aku sendirian
di terpa lamunan panjang tak berkesudahan
terkadang aku berharap pada Mu,
matikan saja aku ya Tuhan...
jika aku sudah tidak ada gunanya lagi di dunia ini
bagi orang tua yang telah lama tiada,
atau saudara yang entah kemana
atau sahabat yang memang aku tidak punya dari semula
atau hidupkanlah aku jika aku masih mempunyai manfaat
kembalikan semangatku yang telah lama dirampas
tambahkan aku ke dalam orang-orang yang engkau redhoi
aku redho dengan segala ujian yang kau berikan pada ku
karena aku tau
Kau tidak akan mengujiku
kalau aku tidak mampu menanggungnya
Kau tahu ya Allah... aku hanya manusia biasa
yang hilang dalam tenangnya malam,
Binasa dalam teriknya siang
Ya Ghaffaar..
ampunkan aku...
0 komentar:
Posting Komentar