Home » » Bungkusan dari Seorang Sahabat

Bungkusan dari Seorang Sahabat

Written By MZD's on Jumat, 12 Maret 2010 | 00.41

Di suatu sore, seorang pemuda memutuskan untuk pergi mencari ketenangan, berjalan-jalan untuk menghilangkan keluh kesahnya yang selama ini melandanya, sebut saja namanya Irham. dia begitu sering ditimpa musibah, orang-orang yang dia sayang selalu pergi meninggalkannya. Mulai dari keluarga, saudara sampai teman sekalipun. Pada malam itu, dia bermaksud untuk mencari ketenangan dan memperbaharui niatnya kembal, dia paham akan situasi yang tidak bersahabat dan banyak memakan pikirannya. Sehingga ia bermaksud berziarah ke rumah sahabatnya. Ia pergi mengunjungi rumah sahabat yang dia anggap sebagai sahabat terbaik yang pernah ia temukan, satu perjuangan dengannya, sebut saja Dafi adalah teman yang selalu menemaninya dahulu sewaktu mreka masih sama-sama berjuang menemukan sebuah arti kehidupan. Dafi selalu bersedia menemani Irham kemanapun itu. Bahkan di saat-saat senang dan sedih sekalipun mereka hadapi berdua, Dafi sering menelpon Irham untuk menanyakan keadaan Irham yang memang berlainan kota dengan Dafi. Di saat Irham sakitpun Dafi sangat memperhatikan sahabatnya itu walau sekedar menelpon atau sms. Ukhuwah mereka boleh dikatakan dapat diberi nilai 9.


"astagfirullah...!", Irham terbangun dari khayalannya, sudah setengah jam dia di atas bus menuju rumah Dafi. Dia heran dengan sikap Dafi yang agak berubah setelah dua bulan mereka masuk di Universitas yang sama. Wajahnya menggambarkan akan kekecewaan yang begitu dalam. Sempat terpikir olenya apakah dia pernah berbuat salah pada Dafi, atau dia pernah menyakiti hati sahabatnya itu. Tapi dia tetap berbaik sangka pada Dafi, dia menganggap bahwa sahabatnya itu barangkali sedang sibuk dengan kegiatannya.

sampailah Irham di komplek Al-iman (bukan tempat sebenarnya). Ia masih berfikir kenapa Dafi jarang berkunjung ke rumahnya, padahal dia begitu sering ke rumah Dafi. Irham memang bukan sosok seorang yang mudah melepas sesuatu yang telah dia miliki, dia akan selalu mencari tahu dan tidak akan pernah menyerah sampai mendapatkan jawabannya. Dia selalu berusaha membuat Dafi sadar akan ukhuwah yang selama ini telah renggang dan mencoba untuk menjaga amanah dari Allah. Sahabat adalah amanah dan orang yang mempunyai sahabat walaupun hanya satu orang yang bersedia menemaninya di waktu sulit sekalipun, itulah sahabat yang hakiki. Sama seperti halnya Rasulullah saw yang begitu setia dengan Abu bakar ra atau malah sebaliknya. Berjuang berdua demi menegakkan kalimah Allah, ikhlas saling menghargai tanpa pamrih apapun, tak mengaharap balas. Kira-kira begitu pula sifat Irham.

"Assalamualaikum...", sambil memencet bel rumah, Dafi lpun membukakan pintu. Dengan seragam bola yang dia bangga-banggakan sambil berkata," Masuk..masuk Ir...duh maaf neh bentar lagi kita mau main bola, kalo ente mau main lah dengan kita...!", ajak Dafi. Irham pun menolak tawaran itu yang memang tidak tepat, karena iraham memandang mereka pasti sudah punya cukup pemain, mungkin Dafi hanya sekedar berbasa-basi. "Ya kalo kalian mau main bola silahkan, ana tunggu di sini saja sambil ngutak-atik kompi ama Deri", jawab Dafi santai. Kebetulan Deri sedang sakit jadi beruntunglah Irham ada yang menemaninya.

Sejam, dua jam, hampir tiga jam berlalu, dan malam sudah menunjukkan pukul 8, Dafipun akhirnya pulang dengan beberapa teman lainnya. Dia tampak kelelahan dengan seragam bolanya yang dipenuhi keringat. tampak lelah tidak tepat rasanya mengajak Dafi berbicara di sini,,Irham mengajak Dafi minum sambil ngobrol di luar, namun Dafi menolak dengan alasan yang tidak jelas. Mendengar itu Irhampun berinisiatif untuk pulang. "Loh kenapa pulang? kan baru dateng...udah nginap sini aja..", ajak Dafi. "Kamu saja tidak pernah nginap di rumah saya!", dongkol Irham dalam hati.

namun Irham berusaha tetap tersenyum,"Ya gampang lah..kapan-kapan aja, kan masih banyak waktu..."jawab Irham dengan nada agak kurang mengenakkan. "okelah terserah saja, ana keluar dulu sebentar, gerah di sini...", Dafipun berlalu meninggalkan Irham.

Tak lama kemudian Irham segera pergi meninggalkan rumah Dafi, dengan hati sedikit kesal dan kecewa, rencananya kembali gagal. Dia ingin membicarakan banyak hal dengan sahabat yang dia percayai dapat memegang seluruh rahasianya, yang dia percayai dapat mengurangi beban hidupnya dan menghiburnya.

Tiba-tiba dia melihat Dafi di kedai minuman, Dafi bersama teman-temannya, sedang asyik ngobrol dengan teman-temannya yang ia dapatkan di kota ini.

wajah Dafi begitu ceria dan bersemangat, Irham begitu kaget. Dan tersirat keinginan Irham dalam hati untuk mendekati temannya itu, sekedar menyapa.

Tapi itulah syaitan yang amat setia menutupi hati seorang manusia dari kebersamaan dan jamaah, syaitan yang sangat suka memecah belah hati mukmin, menghancurkan shaf para ikhwan dengan bisikan halus yang tak disangka-sangka.

Dafi melihat ke arah Irham di jalan depan kedai itu, Irham yakin itu. Dan sahabat yang dia anggap teman sejati itupun membuang mukanya dari arah Irham, dengan wajah merasa bersalah Dafi menoleh ke arah lain. Irham melihatnya dengan sangat jelas.

Dengan kekecewaan yang begitu besar, Irham beranjak pergi meninggalkan tempat itu, teman yang dia anggap "sahabat sejati" ternyata tidak lebih dari saeeorang yang memerlukan di saat butuh saja. Berdusta dan berdusta, tak hanya kali ini, sebelumnya pun Irham sudah menaruh curiga, namun kali ini Irham memastikan akan ketidak ikhlasan Dafi. Hilang sudah kepercayaan Irham pada temannya itu, Irham pulang dengan membawa sebungkus kekesalan yang harus dia telan pahit-pahit.

Hingga tiba di saat Irham sakit keras, dan tak ada lagi telpon atau sms, apalagi sekedar berziarah melihatpun itu hanya dari kejauhan,...

kebersamaan mereka tak berbekas, tak berbuah ukhuwah, barangkali hanya topeng yang menutupi hati yang tidak ikhlas.

















written in hussein, 10th march 2010, at 10.00-1121 CLT

berdasarkan kisah nyata seseorang...

beliau berpesan agar tidak disebutkan namanya

harapan kita agar mereka kembali menjalin ukhuwah yang telah lama terlupakan,





semoga bermanfaat.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Site Owner

Foto Saya
Hussein, Cairo, Egypt
interest n honest, like humour n little humouris innocent...dan quitest..righteous,...to the point...no courtesy ...,,,bored...sometime like alone and i like tobe alone,( i dont know why),,,melankolic,,n romantic....occasionally emotional.. humble, easy going, ...(nice tobe invited by someone to go to somewhere) , also a traveller who's dream to colonize the world...at least the conqueror countries...i have to go there...yeah...God willing .,,fed up when the troubles come,...education absolutely no.1 and followed by love..hahaha kidding...i have never dated...n anti-dating....my motto is "my first girlfriend is my lovely wife...someday" hehehe....God willing.... someone said that i am bad-tempered, when my angry comes, my eyes become out ...hahaha...( joke) ....next...i hate foods wich are contain chemical substances, i am sistematically person ......but dont know how to practice ...hahaha... wanna be succesman in this world ...and the day after... God willing... ups.....i am faithfull man...oncetime i fall in love, for me its gonna be difficult to forget it ...

Renungan

Allah adalah satu-satunya yang paling berhak untuk kau jadikan tempat berharap.

Manusia yang hebat tidak akan mengeluh sebelum ia sampai pada tujuan.


Cinta adalah ketika seorang Ibu merawat anak-anaknya sendirian tanpa keluhan.


Wanita sholeha tidak akan menjajakan hatinya pada setiap lelaki dengan gratis.



Followers

Popular Posts



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Youth of a Moslem - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger