Mungkin melihat jalanan di Kairo yang berbahasa Arab itu sudah biasa, berbahasa asing pun mungkin itu juga tidak aneh. Namun akan terasa berbeda jika kita melihat ada nama orang Indonesia yang dijadikan nama jalan di Mesir. Aneh, bangga dan takjub. Itu mungkin yang dirasakan setiap orang Indonesia yang melewati jalanan ini.
Di jalanan ini tertulis nama Syari’ Ahmad Soekarno atau Jalan Ahmad Soekarno. Letaknya bersebelahan dengan Jalan Sudan, Daerah Kit-Kat Agouza Geiza. Jalan ini bisa dicapai dari kawasan mahasiswa di Hay Asyir (Sektor 10) dengan menaiki bus hijau nomor 109 dan 167.
Jalanan ini jarang diketahui oleh mahasiswa Indonesia ataupun masyarakat Indonesia yang ada di Mesir. Selain karena letaknya yang tidak diketahui dimana persisnya. Jalan Ahmad Soekarno ini juga bukan daerah yang sering dilalui oleh orang Indonesia. Karena kebanyakan mahasiswa dan WNI tinggal terpusat pada kawasan Hay ‘ Asyir.
Sebagai seorang anak bangsa, tentunya setiap yang melihat jalan ini akan merasa bangga dengan bangsa Indonesia. Dengan ta’assub tinggi yang dimiliki orang Mesir, ternyata tidak menutup kemungkinan untuk menghormati bangsa lain dengan menjadikan tokohnya sebagai nama jalan di negeri mereka.
Menurut sejarahnya, dahulu kala mahasiswa Indonesia menjadikan nama tambahan Ahmad di depan nama Presiden Soekarno, agar orang Mesir mengetahui bahwa Presiden RI adalah seorang muslim. Dan sebagai penyeimbang nama Wakil Presiden Mohammad Hatta yang diawali dengan Muhammad layaknya nama orang Mesir sendiri. Hal ini dilakukan sebagai sebuah tindakan nyata atas proklamasi kemerdekaan Indonesia yang pada saat itu belum ada satupun Negara di dunia yang mengakui kedaulatan Indonesia sebagai sebuah Negara yang merdeka. Dan atas pendekatan ini, akhirnya jadilah Republik Arab Mesir sebagai Negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia.
Adanya nama mantan orang no.1 di Indonesia tersebut terukir di jalanan Kairo, cukup membuktikan bahwa martabat bangsa Indonesia masih dijunjung tinggi oleh bangsa Mesir. Sebagai contoh konkrit lain, ketika bertemu dengan orang Mesir kemudian ditanya tentang jinsiyah (suku bangsa) kita, maka sesaat setelah mendengar kata “orang Indonesia” mereka akan mengatakan “Ahsanun naas “ (Manusia terbaik). Terlepas dari mujamalah atau tidak, Indonesia masih bangsa besar yang dinilai positif oleh bangsa lain.
0 komentar:
Posting Komentar